Materi
Kimia kelas X : Ikatan Kimia
Konfigurasi elektron yang stabil
Konsep ikatan kimia antar atom didasari oleh adanya
segolongan unsur yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi, sehingga
unsur-unsur ini sukar berinteraksi dengan unsur lain. Golongan
unsur-unsur yang sangat stabil ini adalah golongan gas mulia (golongan VIIIA). Menurut Gilbert
Newton Lewis dan Albrecht Kossel, kestabilan dari unsur-unsur gas
mulia ini disebabkan oleh elektron valensinya yang berjumlah delapan kecuali He
yang memiliki dua elektron valensi.
Albrecht Kossel menyatakan bahwa ada kecendrungan dari setiap atom mengikuti susunan elektron seperti gas mulia, dengan cara melepaskan atau menangkap elektron, sedangkan G.N.Lewis mengembangkan kaidah oktet dan cara menggambarkan kedudukan elektron-elektron pada kulit terluarnya. Kaidah oktet ini menyatakan bahwa atom-atom cenderung akan memiliki delapan elektron di kulit terluarnya.
Dapat dilihat bahwa atom-atom gas mulia memiliki 8
elektron pada kulit terluarnya (8 elektron valensi) kecuali helium (He) yang
sudah sangat stabil walaupun hanya memiliki 2 elektron valensi.
Lambang
Atom
|
Jumlah
elektron pada kulit
|
Jumlah
elektron valensi
|
||||
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
||
2He
10Ne
18Ar
36Kr
54Xe
|
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
|
8
18
18
|
8
18
|
8
|
2
8
8
8
8
|
Pada struktur Lewis, setiap tanda (.) atau (x) melambangkan
sebuah elektron, dan yang digambarkan dalam struktur Lewis ini hanya elektron
valensinya saja.
Ikatan Ionik
Pembentukan ion positif dan ion negatif terjadi karena
atom-atom memiliki kecendrungan untuk melepaskan dan menangkap elektron,
sehingga susunan elektronnya menjadi lebih stabil. Adanya perbedaan
muatan listrik antara ion positif dengan ion negatif akan menimbulkan gaya
tarik menarik elektrostatis dinatara keduanya. Gaya tarik menarik
elektrosatis menyebabkan terjadinya ikatan kimia antara kedua ion
disebut ikatan ionik.
Contoh
Terjadinya
Ikatan Ionik Pada NaCl
Pada
pembentukan ikatan ion antara Na+ dan Cl-, mula-mula
Na melepaskan 1 elektronnya, sehingga terbentuk ion Na+. Kemudian 1
elektron yang dilepas oleh Na tadi akan ditangkap oleh atom Cl, sehingga
terbentuk ion Cl-. Antara kedua ion ini terjadi gaya tarik
elektrostatis, sehingga terbentuk NaCl
Ikatan
Kovalen
Kecenderungan atom-atom untuk membentuk ion positif dan ion
negatif tidaklah sama. Oleh karena itu, pembentukan sususnan elektron yang
stabil dari atom-atom tidak semuanya harus dilakukan dengan cara melepaskan
atau menerima elektron. Cara lain untuk membentuk susunan elektron yang stabil
dari atom-atomnya, yaitu dengan menggunakan bersama sepasang elektron atau
lebih. Ikatan kimia antara atom-atom dengan cara menggunakan bersama sepasang
elektron atau lebih disebut ikatan kovalen.
Struktur Lewis merupakan gambaran distribusi elektron dalam
tiap atom. Dalam struktur Lewis elektron ditandai dengan sebuah titik (.) atau
tanda silang (x).
Ada 3 hal
yang perlu diperhatikan dalam melukiskan ikatan kovalen dengan struktur Lewis,
yaitu:
1. Susunan elektron yang
digambarkan pada struktur Lewis hanyalah elektron valensi
2. Pasangan elektron yg digunakan
bersama-sama diletakkan diantara kedua atom yang berikatan
3. Jumlah elektron untuk tiap
atom setelah berikatan adalah delapan (kaidah oktet), kecuali untuk atom H yang
hanya mempunyai dua elektron (kaidah duplet).
Contoh:
Pembentukan
ikatan kovalen dalam molekul H2
: H H
Pembentukan
ikatan kovalen dalam molekul Cl2
: Cl Cl
Ikatan
Kovalen
Ikatan kovalen berdasarkan jumlah elektron yang berpasangan
terbagi menjadi 3, yaitu :
ikatan kovalen tunggal, rangkap (dua), dan rangkap tiga.
Ikatan kovalen tunggal berarti ada satu pasangan elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap (2) berarti ada dua pasang elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap 3 berarti ada tiga pasang elektron yang berikatan.
ikatan kovalen tunggal, rangkap (dua), dan rangkap tiga.
Ikatan kovalen tunggal berarti ada satu pasangan elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap (2) berarti ada dua pasang elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap 3 berarti ada tiga pasang elektron yang berikatan.
Contoh:
Pembentukan
ikatan kovalen tunggal dalam molekul H2
: H H
Pembentukan
ikatan kovalen tunggal dalam molekul Cl2
: Cl Cl
Pembentukan
ikatan kovalen rangkap 2 dalam molekul O2 :
O=O
Pembentukan
ikatan kovalen rangkap 3 dalam molekul N2 :
N N
Ikatan
Logam
Dalam suatu unsur logam, biasanya atom-atom logamnya
berkumpul dalam jarak yang sangat dekat dan membantuk suatu kristal yang
kompak. Selain atom-atomnya tersusun rapat, atom-atom logam juga memiliki
banyak orbital kosong. Karena jarak antaratom logam sangat rapat, maka akan
terjadi pertumpangtindihan orbital-orbital kosong. Hal ini menyebabkan setiap
elektron atom logam dapat bergerak bebas dan berpindah tempat dari satu orbital
ke orbital lainnya.
Setiap atom elektron atom logam dengan mudah dapat lepas dan
bergerak bebas diantara kumpulan atom-atom logam tersebut. Atom-atom logam yang
kehilangan elektron valensi akan berubah menjadi ion-ion positif. Karena
ion-ion positif berada di tengah-tengah “lautan” elektron yang bergerak bebas,
maka akan terjadi gaya tarik antara ion positif dengan elektron-elektron
tersebut. Interaksi antara ion positif dengan elektron yang bergerak bebas
dalam kumpulan ion-ion ini disebut ikatan Logam.
Sifat
Logam
· Mudah ditempa disebabkan oleh mudahnya
elektron-elektron berpindah tempat dalam kisi logamnya. Adanya lautan
elektron yang mengikat atom-atom logam yang tersusun sangat rapat menyebabkan
logam tidak mudah terbelah/terpecah apabila ditekan dengan gaya yang sangat
kuat. Penekanan hanya akan mengakibatkan bergesernya susunan atom-atom tadi,
namun atom-atom ini tetap terikat satu sama lain oleh lautan elektron.
· Penghantar panas dan listrik yang baik disebabkan
oleh mudahnya elektron-elektron valensi bergerak diantara kation-kation logam.
· Mengkilap disebabkan oleh adanya
elekton-elektron yang mengalami perpindahan tingkat energi dari keadaan dasar
ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) pada saat logam dikenai
seberkas cahaya. Pada waktu elektron-elektron kembali ke tingkat dasar,
maka akan dipancarkan energi dalam bentuk radiasi pada daerah tampak dan
menghasilkan kilap logam yang khas.
Tata
Nama Senyawa
Pemberian nama senyawa telah diatur oleh komisi tata
nama IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) sebuah
badan ilmu kimia internasional. Aturan tata nama untuk senyawa-senyawa yang
terdiri atas atom nonlogam dengan nonlogam, logam dan nonlogam, dan ion
logam dengan ion poliatom.
1.
Tata Nama Senyawa Biner Atom-Atom Nonlogam
Senyawa biner adalah senyawa
yang terdiri atas dua atom yang berbeda.
- Untuk atom-atom nonlogam pemberian nama dilakukan
berdasarkan urutan nonlogam berikut: B-Si-As-C-P-N-H-S-I-Br-Cl-O-F, kemudian
ditambahkan akhiran –ida.
Contoh: HF diberi nama Hidrogen Fluorida
- Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda maka untuk
menyatakan jumlah masing-masing unsur atau atom dalam rumus kimianya, harus
diawali dengan awalan angka Yunani, yaitu:
1 =
mono 6
= heksa
2 = di 7
= hepta
3 =
tri 8
= okta
4 =
tetra 9
= nona
5 =
penta 10
= deka
Contoh :CO2 = karbon dioksida
2.
Senyawa Biner Atom-Atom Logam dan Nonlogam
- Nama atom logam disebut dulu, diikuti dengan nama atom
nonlogam & ditambah akhiran -ida.
Contoh: NaCl = Natrium Klorida
- Persenyawaan antara atom logam dan nonlogam umunya berupa
senyawa ion. Oleh karena itu, bila sebuah atom logam dapat membentuk lebih dari
satu senyawa dengan muatan ion yang berbeda, untuk membedakannya, muatan ion
logam harus dituliskan. Jumlah muatan ion logam ditulis dengan angka Romawi
dalam tanda kurung.
Contoh: CuI =
tembaga(I) Iodida dan CuI2 = tembaga(II) Iodida.
3.
Tata Nama Senyawa Ion Poliatom
Hampir sama dengan ion monoatom, nama kation disebut dulu,
diikuti dengan nama anion poliatomnya.
Contoh: FeSO4 = Besi(II) sulfat; HNO3 =
asam nitrat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar